Cari Blog Ini

Minggu, 16 Oktober 2011

the story of magangers Part III: Hari pertama-keempat (kamis-minggu, 6-9 oktober 2011)

by: M. E. Saputra

Hari pertama (kamis, 6 oktober 2011)

Hari ini saya gunakan untuk istirahat sepenuhnya. Ada beberapa fakta yang saya temukan hari ini yaitu:

1. Ternyata es/teh manis harganya Rp. 3.000,-, sedangkan yang tawar Rp. 2000,-

2. Nasi sayur (hanya sayur sawi dan kering tempe)+gorengan harganya Rp. 5000,-

3. Di warung lain (yang di dekat jalan raya) menyediakan menu yang relatif lebih enak dengan harga cukup terjangkau yaitu:

a. nasi+sayur (kering tempe, gudeg, krecek, sop, mie goreng)+telur dadar Rp. 4000,-

b. untuk minuman harganya sama (air putih tidak dihitung)

c. krupuk udang Rp. 1000,-

d. krupuk biasa Rp. 2000,- dapat 3

4. Harga pulsa sama dengan di solo (Rp. 6.000,- untuk pulsa isi 5rb, dst)

5. Ternyata jika dibandingkan dengan kosan yang ditempati mbak maylani, dkk lebih enak dari segi tempat, fasilitas, dll.......

Hari kedua (jumat, 7 oktober 2011)

Hari ini adalah hari di mana saya dan teman-teman yang magang di ditjen IDP (informasi dan diplomasi publik) diharuskan menemui Pak Elias Ginting, yaitu sekretaris ditjen IDP untuk ditempatkan magang, yaitu antara direktorat diplomasi publik (diplik)atau di direktorat informasi dan media (informed). Pukul 09.30 kami sampai di kementerian luar negeri. Untuk dapat masuk ke kantor yang harus dilakukan adalah melapor dulu ke satpam gerbang, lalu melapor lagi ke pos satpam di lobi utama. Ruangan pak Elias berada di lantai 10 gedung tower (satu lantai dengan direktorat informed dan sekretariat IDP. Sampai di sekretariat IDP kami bertemu dengan bu Waty (sepertinya asisten/sekretaris pak Elias) dan sedikit berbincang-bincang hingga akhirnya kami diminta menunggu pak Elias selesai rapat. Pukul 11.30 kami bisa bertemu dengan pak Elias (yang sebelumnya telah melakukan rapat sebanyak 3x).

Di ruang sesditjen kami disambut dengan baik dan diberikan banyak nasehat oleh pak elias (benar-benar beberapa menit yang istimewa bertemu dengan beliau). Setelah itu kami langsung diarahkan oleh bu Waty untuk menemui bu Meity yaitu bagian teknis yang mengurusi mahasiswa magang di direktorat informasi dan media (informed). Ibunya baik dan cukup humoris sehingga obrolan berjalan cukup lancar. Setelah itu kami diperkenalkan dengan mahasiswa magang yang lain yaitu Pipit (HI-UPN Jogja), Kevin, Dila, dan Santi (komunikasi-UI). Kami mengobrol cukup lama dan akhirnya kami berpisah untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Hari ketiga-keempat (sabtu-minggu, 8-9 oktober 2011)

Kedua hari ini saya gabungkan karena pada dua hari ini tidak ada kegiatan yang penting untuk dibahas. Hanya istirahat dan kegiatan-kegiatan liburan.


the story of magangers Part II: in-action = Keberangkatan (Rabu, 5 oktober 2011) =

by M. E. Saputra

Berangkat dari pekalongan + pukul 08.00 dengan bus dewi sri ekonomi seharga Rp. 40.000,- dari pool bersama saudara Niam dengan barang bawaan yang relatif banyak (saya dengan 1 ransel kecil dan 1 ransel besar dan niam dengan 1 ransel besar, 1 ransel kecil, 1 travel bag, dan 1 plastik besar yang isinya teko listrik dan beberapa item lain). Semula kami berharap bus yang akan kami tumpangi adalah bus AC, tapi pada kenyataannya kami mendapat bus ekonomi biasa. Seperti bus ekonomi pada umumnya, bus kami berjalan cukup pelan dan sering berhenti untuk menarik penumpang (namanya juga bus ekonomi). Perjalanan ini memakan waktu sampai 10 jam dengan tujuan AWAL terminal grogol. Dibilang AWAL karena ternyata pada pertengahan jalan kami diberi kabar oleh kondektur bus bahwa bus tidak bisa ke grogol tapi hanya sempai slipi. Sekitar pukul 18.00 kami sampai di slipi dan terpaksa melanjutkan perjalanan ke pejambon dengan angkutan (ini cara yang disarankan oleh salah satu teman seperjalanan kami).

Ada beberapa alternatif angkutan untuk menuju ke pejambon yaitu:

1. Naik taksi (cara ini paling mudah tapi juga paling mahal)

2. Naik bajaj langsung ke pejambon (yang ini juga mahal)

3. Naik angkot 09 atau 11 tujuan tanah abang dan lanjut naik angkot 05 atau 08 tujuan gambir.

4. Naik busway (tiket Rp. 3500,-) dari halte busway tardekat dan turun di halte gambir 2 (saya baru tahu cara ini setelah sampai ke kost)

Kami memilih menggunakan kombinasi cara ke-2 dan ke-3 yaitu dengan turun dari bus, lalu angkot 09 yang menuju ke tanah abang (stasiun)dengan ongkos Rp. 5000,- utk 2 orang dan kemudian melanjutkan perjalanan naik bajaj ke daerah gambir (ongkos bajaj Rp. 20000,-). Kenapa naik angkot??? Karena AWALNYA kami mencoba untuk irit dan mencoba sensasi “petualangan” yang bisa dirasakan. Lalu kenapa naik bajaj??? Karena barang bawaan yang banyak menyulitkan untuk bergerak cepat naik-turun bajaj, dan satu lagi, karena pingin aja (mumpung di jakarta). Waktu tempuh sekitar 30an menit, dan akhirnya saya dan niam sampai di kost sekitar pukul 18.30.

Kami menempati kamar kost ukuran 2,5x2 dg fasilitas 1 kasur, kipas angin kecil, dan lemari ukuran sedang. Kamar ini dibandrol Rp. 600.000,- per bulan termasuk cuci+setrika 2 stel pakaian (lebih dari itu dikenakan biaya Rp. 5.000,- per potong). Air dan listrik lancar, tapi tidak diperbolehkan membawa dispenser dan komputer (mungkin karena wattnya besar). Dan jika membawa barang elektronik (laptop, tv, radio tape) dikenakan tambahan biaya sebesar Rp. 25.000,-. Disediakan pula air minum galon (aqua) seharga Rp. 12.000 per galonnya.

Pada hari ini saya menemukan beberapa fakta sebagai berikut:

1. Jika ditotal, seluruh fasilitas kost dapat dinikmati dengan membayar Rp. 647.000,- untuk sebulan.

2. Tidak bisa memasak sendiri (masak mie, dll)

3. Untuk mengambil uang di ATM perlu menempuh jarak cukup jauh yaitu di stasiun gambir yang jaraknya setara dengan kampus unisri-pasar nusukan (termasuk melewati jembatan penyeberangan)

4. Untuk makan “cukup enak” diperlukan biaya yang lumayan (menu: nasi putih+tongkol+es jeruk dihargai Rp. 11.000,-), sedangkan untuk menu nasi putih+sayur+tempe+es/teh manis dihargai Rp. 8.000,-. (menu pertama adalah menu yang saya makan, dan yang kedua adalah yang niam makan)


the story of magangers Part I: prologue

by: M. E. Saputra

“Magang” adalah suatu fase yang harus dilewati mahasiswa ketika sudah menginjak tahun ke-4 studi di hi unisri. Mahasiswa magang dalam cerita ini akan saya namakan “magangers” sebagaimana para penggemar d’masive menamakan diri mereka masivers dan penggemar ungu yang menamakan dirinya ungu klikers. Dalam fase magang, magangers bebas untuk memilih instansi yang ingin di-magang-i (halah) mulai dari institusi pemerintahan, swasta, maupun NGO yang tentunya punya kaitan dengan studi hi. Dan saya adalah magangers yang memilih kementerian luar negeri atau bahasa kerennya ministry of foreign affair sebagai tempat menghabiskan waktu satu bulan untuk menimba ilmu ke-hi-an khususnya diplomasi. Letaknya yang ada di pusat ibukota memberikan banyak cerita dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Dan saya akan mencoba menceritakan satu per satu kejadian yang saya lewati dari hari ke hari. Dan kisah ini dimulai sejak keberangkatan yaitu rabu, 5 oktober 2011.