Cari Blog Ini

Minggu, 16 Oktober 2011

the story of magangers Part II: in-action = Keberangkatan (Rabu, 5 oktober 2011) =

by M. E. Saputra

Berangkat dari pekalongan + pukul 08.00 dengan bus dewi sri ekonomi seharga Rp. 40.000,- dari pool bersama saudara Niam dengan barang bawaan yang relatif banyak (saya dengan 1 ransel kecil dan 1 ransel besar dan niam dengan 1 ransel besar, 1 ransel kecil, 1 travel bag, dan 1 plastik besar yang isinya teko listrik dan beberapa item lain). Semula kami berharap bus yang akan kami tumpangi adalah bus AC, tapi pada kenyataannya kami mendapat bus ekonomi biasa. Seperti bus ekonomi pada umumnya, bus kami berjalan cukup pelan dan sering berhenti untuk menarik penumpang (namanya juga bus ekonomi). Perjalanan ini memakan waktu sampai 10 jam dengan tujuan AWAL terminal grogol. Dibilang AWAL karena ternyata pada pertengahan jalan kami diberi kabar oleh kondektur bus bahwa bus tidak bisa ke grogol tapi hanya sempai slipi. Sekitar pukul 18.00 kami sampai di slipi dan terpaksa melanjutkan perjalanan ke pejambon dengan angkutan (ini cara yang disarankan oleh salah satu teman seperjalanan kami).

Ada beberapa alternatif angkutan untuk menuju ke pejambon yaitu:

1. Naik taksi (cara ini paling mudah tapi juga paling mahal)

2. Naik bajaj langsung ke pejambon (yang ini juga mahal)

3. Naik angkot 09 atau 11 tujuan tanah abang dan lanjut naik angkot 05 atau 08 tujuan gambir.

4. Naik busway (tiket Rp. 3500,-) dari halte busway tardekat dan turun di halte gambir 2 (saya baru tahu cara ini setelah sampai ke kost)

Kami memilih menggunakan kombinasi cara ke-2 dan ke-3 yaitu dengan turun dari bus, lalu angkot 09 yang menuju ke tanah abang (stasiun)dengan ongkos Rp. 5000,- utk 2 orang dan kemudian melanjutkan perjalanan naik bajaj ke daerah gambir (ongkos bajaj Rp. 20000,-). Kenapa naik angkot??? Karena AWALNYA kami mencoba untuk irit dan mencoba sensasi “petualangan” yang bisa dirasakan. Lalu kenapa naik bajaj??? Karena barang bawaan yang banyak menyulitkan untuk bergerak cepat naik-turun bajaj, dan satu lagi, karena pingin aja (mumpung di jakarta). Waktu tempuh sekitar 30an menit, dan akhirnya saya dan niam sampai di kost sekitar pukul 18.30.

Kami menempati kamar kost ukuran 2,5x2 dg fasilitas 1 kasur, kipas angin kecil, dan lemari ukuran sedang. Kamar ini dibandrol Rp. 600.000,- per bulan termasuk cuci+setrika 2 stel pakaian (lebih dari itu dikenakan biaya Rp. 5.000,- per potong). Air dan listrik lancar, tapi tidak diperbolehkan membawa dispenser dan komputer (mungkin karena wattnya besar). Dan jika membawa barang elektronik (laptop, tv, radio tape) dikenakan tambahan biaya sebesar Rp. 25.000,-. Disediakan pula air minum galon (aqua) seharga Rp. 12.000 per galonnya.

Pada hari ini saya menemukan beberapa fakta sebagai berikut:

1. Jika ditotal, seluruh fasilitas kost dapat dinikmati dengan membayar Rp. 647.000,- untuk sebulan.

2. Tidak bisa memasak sendiri (masak mie, dll)

3. Untuk mengambil uang di ATM perlu menempuh jarak cukup jauh yaitu di stasiun gambir yang jaraknya setara dengan kampus unisri-pasar nusukan (termasuk melewati jembatan penyeberangan)

4. Untuk makan “cukup enak” diperlukan biaya yang lumayan (menu: nasi putih+tongkol+es jeruk dihargai Rp. 11.000,-), sedangkan untuk menu nasi putih+sayur+tempe+es/teh manis dihargai Rp. 8.000,-. (menu pertama adalah menu yang saya makan, dan yang kedua adalah yang niam makan)


2 komentar: